Jumat, 01 Juni 2012
Menceritakan Kembali Isi Cerpen
Cerpen sebagai salah satu hasil karya sastra memiliki unsur
intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung di dalamnya. Unsur intrinsik
merupakan unsur yang membangun karya sastra yang berasal atau
terdapat dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik karya sastra
meliputi tema, amanat, alur, latar, penokohan, sudut pandang, serta
gaya bahasa. Adapun unsur ekstrinsik merupakan unsur pembentuk
karya sastra yang berasal dari luar karya sastra. Unsur ekstrinsik
meliputi latar belakang budaya dan pendidikan pengarang, adat
istiadat daerah, dan sebagainya. Kedua unsur ini bergabung menjadi
satu dalam membangun sebuah cerpen.
Dalam menceritakan kembali secara lisan isi cerpen yang
pernah kalian baca atau kalian dengarkan, diperlukan kejelian dan
kecermatan terhadap urutan dan motif peristiwa yang terdapat
pada cerpen. Dengan cara pengamatan demikian, secara cepat
kalian akan mengetahui tokoh yang terlibat, serta latar tempat,
waktu, dan suasana yang melatarbelakangi peristiwa tersebut.
Selain itu, kalian juga akan mendapat sedikit gambaran tentang
tema dan amanat yang hendak disampaikan penulis atau pengarang
melalui karyanya tersebut.
Pahamilah cerpen “Batu di Pekarangan Rumah” berikut!
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat menceritakan
kembali isi
cerpen yang kalian
baca secara lisan.
Batu di Pekarangan Rumah
Oleh: Sapardi Djoko Damono
Waktu aku masih kecil ada sebuah
batu agak besar tergeletak di salah satu sudut
belakang pekarangan rumah kami. Batu itu
bundar, bagian atasnya agak rata, hitam
legam. Aku suka duduk di atasnya jika temanteman
sudah pulang ke rumah masing-masing
sehabis bermain di pekarangan rumah kami
itu. Aku sayang sekali pada batu itu sebab ia
pendiam meskipun tampaknya tidak
berkeberatan jika diajak bicara mengenai apa
Sumber: Dok. Penerbit
10 Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3
Sumber: Dok. Penerbit
saja. Jika sedang sendirian malam-malam,
sehabis bermain gobak sodor atau jamuran
aku suka duduk di atasnya melepaskan lelah
sambil menunjukkan rasa sayangku padanya.
Kutanyakan kapan ia lahir, sebagai batu,
kenapa ia berada di situ, siapa yang telah
membawanya ke pekarangan rumah kami, dan
kenapa ia lebih suka membisu. Aku tidak
mengharapkannya menjawab pertanyaanpertanyaanku
itu, sebab toh seandainya
dijawab aku tidak akan bisa memahaminya.
Ia memiliki bahasa lain, tetapi tampaknya ia
memahami sepenuhnya makna setiap
pertanyaanku. Aku sangat menyayanginya dan
merasa seperti kehilangan kawan untuk
berbagi perasaan ketika harus pergi meninggalkan
rumah demi mata pencaharian,
mengembara dari kota ke kota.
Hari ini aku pulang untuk mengiringkan
dan menyampaikan salam pisah kepada ibuku
yang selalu aku bayangkan sebagai seorang
dewi itu. Beliau meninggal dengan sangat
tenang kemarin tanpa meninggalkan pesan apa
pun. Namun aku merasa bahwa ada sesuatu
yang harus kulakukan sehabis pemakamannya,
yakni melihat apakah batu itu masih ada di
tempatnya yang dulu. Aku yakin dulu Ibu suka
diam-diam menyaksikanku duduk di situ
sampai larut malam. Batu yang agak besar
dan hitam legam itu ternyata memang masih
di situ, diam saja seperti menunggu kedatanganku.
Malam ini suasana sepi setelah
semua keluar dan tamu yang menyampaikan
belasungkawa meninggalkan rumah kami.
Aku dan batu itu berdua saja: aku duduk di
atasnya dan sama sekali tidak berniat mengajukan
pertanyaan seperti waktu masih kecil
dulu itu. Ia tetap pendiam. Dan aku yakin
bahwa sekarang ia pun sama sekali tidak
berminat berbagi perasaan denganku karena
tidak lagi mampu menguasai kosakata
bahasaku.
(Membunuh Orang Gila, 2003)
Setelah memahami cerpen di atas, kalian dapat menceritakan
kembali cerpen Batu di Pekarangan Rumah tersebut dengan
gaya bahasa dan pemahaman kalian. Dalam penceritaan kembali,
kalian tidak boleh menyimpang atau menyalahi alur kronologis
(urutan jalan cerita) cerpen itu. Dengan kata lain, inti cerita cerpen
yang kalian ceritakan tetap mengacu pada cerpen aslinya, tetapi
cara penyampaiannya dapat berbeda sesuai dengan karakter dan
gaya masing-masing.
Sebelum menceritakan kembali cerpen, kalian harus
memahami isi cerita tersebut. Dalam hal ini, kalian harus
memahami ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam cerpen agar
kalian memahami isi cerpen secara utuh.
Beberapa ungkapan yang terdapat dalam cerpen “Batu di
Pekarangan Rumah” di antaranya berikut.
a. Ia memiliki bahasa lain tetapi tampaknya memahami
sepenuhnya makna setiap pertanyaanku. Kalimat tersebut
diungkapkan oleh tokoh aku kepada batu dengan maksud;
1) batu itu memiliki bahasa yang berbeda dengan bahasa
yang ia gunakan, 2) batu itu seolah memahami bahasa
atau pertanyaan yang disampaikan oleh tokoh aku,
meskipun dengan bahasa yang berbeda.
Pelajaran 1 Ketenagakerjaan 11
b. Hari ini aku pulang untuk mengiringkan dan menyampaikan
salam pisah kepada ibuku yang selalu aku bayangkan
sebagai seorang dewi itu. Ungkapan menyampaikan
salam pisah maksudnya berbicara atau bertemu
untuk yang terakhir kalinya. Ungkapan sebagai seorang
dewi maksudnya menganggap sebagai perempuan yang
sangat berarti dan berharga bagi dirinya. Maksud dari
keseluruhan kalimat tersebut yaitu hari ini aku pulang untuk
mengiringkan kepergian (meninggalnya) ibu, perempuan
yang sangat berharga bagiku.
Penceritaan kembali terhadap cerpen “Batu di Pekarangan
Rumah” dapat kalian kemukakan sebagai berikut.
Sewaktu aku masih kecil, aku sangat menyukai batu yang
terletak di pekarangan rumahku. Aku sangat menyayanginya.
Meskipun ia hanya batu yang selalu diam, aku merasa bahwa
ia tidak keberatan untuk kuajak bicara. Sehabis bermain dengan
teman-temanku, atau saat-saat sendiri, aku selalu duduk di
atas batu itu untuk melepas lelah dan mengungkapkan rasa
sayangku pada batu tersebut. Namun, pada suatu saat aku
merasa sangat kehilangan batu itu, karena aku harus merantau
ke kota lain untuk mencari penghidupan.
Pada suatu hari aku pulang ke rumah di kampung
halamanku untuk mengiringkan jenazah ibu. Setelah acara
pemakaman selesai dan semua saudara telah meninggalkan
rumah, aku tidak langsung pergi. Aku merasa masih harus
ada yang perlu aku lakukan di rumah ini, yaitu menemui batu
di pekarangan rumah. Aku merasa batu itu telah menunggu
kedatanganku.
Selain menceritakan kembali sebuah cerpen, kalian dapat
mengungkapkan hal-hal yang menjadi kelebihan dalam cerpen.
Beberapa hal yang menjadi kelebihan dari cerpen “Batu di
Pekarangan Rumah” yang dapat kalian ungkapkan, di antaranya
berikut.
a. Gaya bahasa yang digunakan sederhana dan mudah
dipahami, tapi terangkai dari diksi yang bermakna sehingga
menjadi kalimat-kalimat yang menarik.
b. Jalan ceritanya mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Casino online in Nigeria
BalasHapusWe use cookies to improve herzamanindir.com/ your https://access777.com/ experiences and services at Casino Online. With the casino-roll.com right permissions, deccasino we https://jancasino.com/review/merit-casino/ can help you to place more Rating: 5 · 1 vote · Free · Android · Game